Masih Jomblo di Usia 27, Kisah Maya Segera Hadir dalam VISION+ Originals

Daftar isi:
loading…
VISION+ kembali menghadirkan tayangan terbaru bertajuk Still Single, sebuah series original bergenre drama-romance yang tayang perdana pada 17 Oktober 2025. Dengan penggarapan yang menarik, seri ini diharapkan dapat menjawab kerinduan penonton akan cerita-cerita yang menyentuh kehidupan sehari-hari.
Dalam imaginasi para penonton, kisah cinta sering kali dipadukan dengan harapan dan impian. Still Single menjanjikan nuansa ini dengan menggambarkan dilema yang mungkin dialami banyak orang saat ini.
Tokoh utama, Maya, yang diperankan oleh Yuki Kato, bakal membawa kita menyelami pengalaman uniknya. Karya ini diharapkan menjadi refleksi bagi banyak individu yang merasakan tekanan dari masyarakat untuk segera menemukan pasangan hidup.
Kisah Maya dan Tekanan Perkawinan di Usia Muda
Maya digambarkan sebagai seorang manajer yang berusia 27 tahun. Dalam pekerjaannya, ia dikenal cerdas dan berwibawa, namun kehidupannya di luar jam kerja justru penuh dengan tekanan.
Di dalam budaya yang kental akan tradisi, usia 27 tahun dianggap telah melewati “masa ideal” untuk menikah. Hal ini berpengaruh besar terhadap cara hidup Maya, menciptakan beban psikologis yang cukup signifikan.
Ketidakhadiran pasangan hidup membuat Maya menghadapi berbagai tantangan emosional. Setiap detik berlalu, tekanan dari orang-orang terdekatnya semakin terasa, menambah kompleksitas kehidupannya.
Setiap usaha untuk menjalin hubungan baru selalu diwarnai ketidakpastian dan kegagalan. Meskipun begitu, semangat Maya tidak padam, dan ia tetap berusaha optimis dalam menghadapi tantangan tersebut.
Dilema yang dihadapi Maya menggambarkan situasi yang dialami banyak orang dewasa muda saat ini. Cerita ini pun menyoroti bagaimana masyarakat sering memberikan stigma negatif bagi mereka yang belum menikah di usia yang dianggap sudah matang.
Persepsi Zodiak dalam Kehidupan Sehari-hari
Salah satu unsur menarik dalam kisah ini adalah keyakinan Maya terhadap ramalan zodiak. Setiap keputusan besar yang diambilnya selalu berdasarkan pada tanda bintang.
Keyakinan ini menciptakan dinamika yang konyol, terutama saat ia berusaha mencocokkan calon pasangan dengan zodiaknya. Momen-momen lucu dan tak terduga pun muncul akibat keyakinan tersebut.
Situasi ini menunjukkan bahwa penekanan pada hal-hal mistis bisa menjadi bumerang dalam mencari cinta sejati. Sebagian orang mungkin merasa tertekan saat menempatkan ramalan zodiak sebagai acuan utama dalam hidup mereka.
Maya menghadapi berbagai tantangan ketika realitas tidak selalu sejalan dengan aturan “bintang”. Pertumpahan cinta dan harapan yang tak terduga membuat setiap episode menjadi menarik untuk diikuti.
Cerita ini mengajak penonton untuk berpikir mengenai seberapa besar peran takhayul dalam pengambilan keputusan hidup. Apakah kita membiarkan nasib menentukan jalan hidup kita, atau justru kita yang menggenggam kendali?
Konflik Emosional Antara Keluarga dan Tanggung Jawab Pribadi
Ketika ayah Maya didiagnosa Alzheimer, segalanya berubah drastis. Kesehatan sang ayah yang menurun membawa Maya ke dalam dilema emosional yang berat.
Harapan terakhir ayahnya adalah melihat Maya menikah sebelum terlupakan. Ini menciptakan tekanan yang jauh lebih berat bagi Maya yang sudah merasa tertekan sebelumnya.
Keluarga sering kali menjadi sumber dukungan sekaligus beban. Tradisi dan keluarga dapat membentuk persepsi individu terhadap tujuan hidup, dan Maya tidak terkecuali.
Konflik antara harapan keluarga dan keinginan pribadi menjadi tema sentral dalam cerita ini. Maya harus menemukan cara untuk menyeimbangkan keduanya demi kebahagiaan dirinya dan orang-orang yang dicintainya.
Penggambaran dinamika ini mengajak penonton untuk menyelami perasaan Maya secara lebih mendalam. Setiap penonton mungkin bisa merasakan betapa sulitnya menjalani kehidupan yang penuh dengan ekspektasi dari orang lain.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now