Pelaku Bom SMA 72 Terpapar Game Online, Fakta Ilmiahnya yang Perlu Diketahui
Daftar isi:
Baru-baru ini, terduga pelaku bom di SMAN 72 Jakarta menarik perhatian publik setelah terungkap bahwa ia kerap mengakses game dan konten bertemakan kekerasan. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang dampak perilaku anak akibat paparan terhadap media tersebut, khususnya dalam konteks kekerasan.
Menurut keterangan pihak kepolisian, pelaku diketahui sering berada di komunitas daring. Ia mengakses video dan gambar yang menggambarkan situasi tragis dan kekerasan, yang lebih jauh menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat.
Keprihatinan ini mengemuka setelah insiden bom yang mengejutkan, membuat banyak pihak mempertanyakan hubungan antara kecenderungan bermain game kekerasan dan perilaku agresif di kalangan anak-anak. Penelitian mengenai hal ini menjadi semakin penting, terutama di era di mana hampir semua remaja terlibat dalam dunia game.
Dampak Game Kekerasan terhadap Perilaku Anak: Tinjauan dari Penelitian
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk memahami bagaimana paparan terhadap game kekerasan mempengaruhi perilaku anak. Di Universitas College London, misalnya, dilakukan studi di mana individu dibagi menjadi dua kelompok: satu bermain game kekerasan dan satu lagi bermain game non-kekerasan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bermain game kekerasan dapat mengubah perilaku sosial individu dengan signifikan. Kelompok yang terpapar game kekerasan cenderung menunjukkan perilaku lebih agresif dan kurang empati dibandingkan kelompok lainnya.
Temuan ini sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan hubungan antara durasi waktu bermain game kekerasan dan meningkatnya perilaku agresif. Penelitian tersebut menjadi landasan untuk mendiskusikan potensi efek jangka panjang dari kebiasaan bermain game tersebut di kalangan anak-anak.
Perspektif Psikologis tentang Perilaku dan Game Kekerasan
Pakar psikologi mengatakan bahwa efek dari paparan game kekerasan tidak dapat dipandang sebelah mata. Anak-anak yang terus-menerus terpapar konten kekerasan mungkin mulai menginternalisasi norma-norma negatif yang ada dalam permainan tersebut.
Proses ini dapat mengubah cara mereka mempersepsikan konflik dan resolusi, lebih cenderung melihat kekerasan sebagai solusi. Hal ini menimbulkan masalah baru, di mana mereka lebih mungkin untuk meniru perilaku yang mereka lihat dalam permainan.
Pentingnya edukasi orang tua dan guru mengenai konten yang dimainkan oleh anak-anak juga semakin ditekankan. Memahami dampak dari game yang mereka akses menjadi langkah awal untuk mencegah potensi perilaku agresif dan kekerasan di kalangan anak-anak.
Menangkal Narasi Negatif tentang Game di Kalangan Anak
Sementara banyak penelitian menyoroti dampak negatif dari game kekerasan, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa tidak semua jenis game memiliki efek yang buruk. Game yang mengedepankan kolaborasi dan pemecahan masalah malah dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua permainan menghasilkan efek yang sama dan penting untuk membedakan antara jenis permainan yang dimainkan anak-anak. Pendekatan yang seimbang dalam mendidik anak mengenai media dan game sangatlah diperlukan.
Anak-anak juga perlu diajarkan cara untuk berpikir kritis terhadap konten yang mereka akses. Upaya ini akan membantu mereka memahami perbedaan antara realitas dan fiksi, serta dampak dari tindakan mereka di dunia nyata.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







