Teknologi Canggih Membantu Indonesia Unggul di Asean

Daftar isi:
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa Digital Economy Framework Agreement (DEFA) untuk negara-negara ASEAN akan mulai diterapkan tahun depan. Pernyataan ini disampaikan Airlangga dalam acara AI Innovation Summit 2025 yang berlangsung pada tanggal 16 September 2025.
Airlangga optimis bahwa persiapan Indonesia untuk DEFA kini telah mencapai 90% dan berharap akan segera ditandatangani pada tahun depan. Kerja sama ini berfokus pada bidang pembayaran digital, di mana Indonesia menjadi salah satu pelopor dengan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Implementasi QRIS tidak hanya terbatas pada Indonesia saja; sudah ada lima negara di ASEAN yang juga menggunakannya, termasuk Jepang. Dengan adanya kerangka kerja digital ini, Indonesia berharap dapat menginspirasi negara-negara lain di dunia.
DEFA Sebagai Inovasi Regional untuk Ekonomi Digital di ASEAN
Menurut Airlangga, DEFA merupakan inovasi penting karena menjadi kerangka kerja digital pertama yang diadopsi secara regional. Sebelumnya, kerja sama semacam ini lebih sering dilakukan dalam bentuk perjanjian perdagangan luar negeri atau kemitraan ekonomi komprehensif.
Dia menegaskan bahwa digital DEFA akan membawa ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi dalam hal kerja sama ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan visi strategis di kawasan ini untuk menghadapai tantangan digitalisasi global.
Pentingnya DEFA bukan hanya sekadar ajang kolaborasi, tetapi juga memberi gambaran kepada negara lain tentang bagaimana suatu kawasan dapat bersatu dalam menghadapi perkembangan teknologi. Dengan demikian, ASEAN akan menjadi contoh bagi kawasan lain yang ingin mengembangkan ekonomi digital.
Menghadapi Perang Tarif Melalui Kerja Sama Digital
Menyusul meningkatnya ketegangan perdagangan global, Airlangga melihat DEFA sebagai langkah strategis untuk melindungi perekonomian Indonesia. Kerja sama ini akan membantu dalam menjaga agar tarif tidak menghambat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan.
Dalam konteks ini, DEFA dapat menjadi alternatif jika terjadi perang tarif antara negara-negara. Keberadaan framework ini diharapkan dapat memberikan ketahanan bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dalam menghadapi situasi yang tidak menentu.
Airlangga menekankan bahwa DEFA dapat menjadi bagian dari solusi untuk memperkuat posisi ASEAN dalam perdagangan internasional, terutama di sektor digital dan layanan. Hal ini membuat negara-negara ASEAN lebih siap dalam menghadapi tantangan global yang ada.
Peluang Pertumbuhan Ekonomi Melalui DEFA di Masa Depan
Menurut prediksi Airlangga, implementasi DEFA dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi ASEAN dari US$ 1 triliun menjadi US$ 2 triliun pada tahun 2030. Indonesia diharapkan dapat meraih kontribusi signifikan, yaitu mencapai antara US$ 500 miliar hingga US$ 700 miliar dalam pertumbuhan ekonomi ini.
Dengan demikian, DEFA bukan hanya sekadar inisiatif bisnis, tetapi juga dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Kesempatan ini memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Maka dari itu, penerapan DEFA sangat penting tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga untuk seluruh negara di ASEAN dalam menciptakan ekosistem ekonomi digital yang lebih inklusif dan dinamis. Ini adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih cerah bagi semua anggotanya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now